Pastikan pasien Anda dapat menggunakan inhaler dengan benar dan mengetahui volume obatnya
Document ID: PC-ID-100189
01/01/2020
Author: Boehringer Ingelheim
Video terlampir memberikan informasi lengkap tentang cara:
l Menggunakan inhaler sehari-hari karena cara mengunakan inhaler dapat mempengaruhi hasil klinis
l Mengetahui volume obat dalam canister, sehingga pasien mengetahui apakah inhaler tersebut masih dapat digunakan dan kapan perlu membeli inhaler yang baru
l Mengetahui volume obat dalam canister, sehingga pasien mengetahui apakah inhaler tersebut masih dapat digunakan dan kapan perlu membeli inhaler yang baru
KONTEN TERKAIT
PC-ID-100463
Production date: Jan 2020
Production date: Jan 2020
Apakah itu Berodual® MDI?
Berodual® Metered Dose Inhaler (MDI) mengandung kombinasi dua golongan bronkodilator kerja singkat, yaitu fenoterol yang merupakan golongan Short Acting Beta2 Agonists (SABA) dan ipratropium, suatu Short Acting Muscarinic Antagonist (SAMA). Berodual® (fenoterol/ipratropium) MDI diindikasikan sebagai Bronkodilator untuk pencegahan dan pengobatan gejala gangguan saluran napas obstruktif kronik dengan bronkospasme reversibel seperti asma bronkial dan terutama bronkitis kronik dengan atau tanpa emfisema. Terapi bersama antiinflamasi harus dipertimbangkan untuk pasien dengan asma bronkial dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang responsif terhadap steroid.
Dosis pemberiannya untuk dewasa dan anak diatas 6 tahun, pada kasus episode asma akut diberikan 2 semprot, dalam kasus yang lebih berat, jika napas tidak terasa membaik setelah 5 menit, maka dapat diberikan dua semprot lebih lanjut. Jika serangan belum menghilang dengan 4 semprot, kemungkinan diperlukan semprotan lebih lanjut dan pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter atau rumah sakit terdekat. Pengobatan intermiten dan jangka panjang (digunakan hanya sesuai kebutuhan pada asma) 1-2 semprot, hingga maksimal 8 semprot perhari (rata-rata 1-2 semprot 3 kali sehari). Pada anak-anak, Berodual® MDI hanya digunakan sesuai pertimbangan medis dan di bawah pengawasan orang dewasa.
Berodual® MDI terdiri dari satu canister dengan cairan inhalasi dan satu alat inhaler berupa MDI. Canister harus dimasukkan kedalam inhaler sebelum pertama kali digunakan. Dalam 1 paket Berodual® MDI menyediakan 200 semprot (10ml).
Dosis pemberiannya untuk dewasa dan anak diatas 6 tahun, pada kasus episode asma akut diberikan 2 semprot, dalam kasus yang lebih berat, jika napas tidak terasa membaik setelah 5 menit, maka dapat diberikan dua semprot lebih lanjut. Jika serangan belum menghilang dengan 4 semprot, kemungkinan diperlukan semprotan lebih lanjut dan pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter atau rumah sakit terdekat. Pengobatan intermiten dan jangka panjang (digunakan hanya sesuai kebutuhan pada asma) 1-2 semprot, hingga maksimal 8 semprot perhari (rata-rata 1-2 semprot 3 kali sehari). Pada anak-anak, Berodual® MDI hanya digunakan sesuai pertimbangan medis dan di bawah pengawasan orang dewasa.
Berodual® MDI terdiri dari satu canister dengan cairan inhalasi dan satu alat inhaler berupa MDI. Canister harus dimasukkan kedalam inhaler sebelum pertama kali digunakan. Dalam 1 paket Berodual® MDI menyediakan 200 semprot (10ml).
Peringatan dan perhatian khusus
Hipersensitivitas
seperti yang ditunjukkan pada kasus yang jarang terjadi urtikaria, angioedema, ruam, bronkospasme, edema orofaringeal dan anafilaksis.
Bronkospasme paradoks
jika bronkospasme paradoks terjadi, Berodual® MDI harus dihentikan segera dan diganti terapi alternatif.
Komplikasi okular
terdapat laporan komplikasi okular (yaitu midriasis, peningkatan tekanan intraokular, glaukoma sudut sempit, sakit mata). Nyeri atau rasa tidak nyaman pada mata, penglihatan kabur, melihat lingkaran cahaya (halo) atau gambar berwarna yang disertai dengan mata merah karena kongesti konjungtiva dan edema kornea mungkin merupakan tanda glaukoma akut sudut sempit.
Jika terdapat kombinasi berbagai gejala tersebut, pengobatan dengan obat tetes miotik harus dimulai dan segera mencari saran dokter spesialis.
Efek sistemik
Diabetes mellitus yang kurang terkontrol, infark miokard yang baru terjadi, gangguan jantung organik atau pembuluh darah yang berat, hipertiroidisme, feokromositoma, atau obstruksi saluran kemih yang sudah ada (misalnya hiperplasia prostat atau obstruksi leher kandung kemih).
Efek kardiovaskular
Pasien dengan penyakit jantung yang berat (penyakit jantung iskemik misalnya, aritmia atau gagal jantung berat). Perhatian harus diberikan pada penilaian gejala sesak dan nyeri dada, karena mungkin berasal dari gangguan pernapasan atau jantung.
Hipokalemia
Hipokalemia mungkin akibat dari terapi beta2 agonis.
Gangguan motilitas gastrointestinal
Pasien dengan fibrosis kistik mungkin lebih rentan terhadap gangguan motilitas gastrointestinal.
Dyspnea/sesak
Pasien sesak yang memburuk dengan cepat harus disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Penggunaan jangka panjang
Pada pasien dengan asma bronkial, Berodual® MDI harus digunakan hanya sesuai kebutuhan. Pada pasien dengan PPOK derajat ringan, penggunaan sesuai kebutuhan (sesuai gejala) lebih disarankan dibandingkan penggunaan rutin untuk terapi harian.
Penambahan atau peningkatan terapi anti-inflamasi untuk mengendalikan peradangan saluran napas dan mencegah perburukan penyakit harus dipertimbangkan pada pasien dengan asma bronkial dan dengan PPOK yang responsif terhadap steroid
Peringatan doping
Dapat menyebabkan hasil positif berkaitan dengan fenoterol dalam tes untuk penyalahgunaan zat nonklinis.
Interaksi Berodual® MDI dengan obat lain
Beta adrenergik dan antikolinergik lain serta turunannya xanthine (seperti teofilin) dapat meningkatkan efek bronkodilator dan meningkatkan kejadian efek samping. Penurunan efek bronkodilatasi dapat terjadi bila diberikan bersama dengan betabloker. Pengobatan bersamaan dengan derivat xanthine, kortikosteroid, dan diuretik dengan beta 2 agonis dapat menginduksi terjadinya hipokalemia dan ini dapat mengakibatkan meningkatnya kerentanan terhadap aritmia pada pasien yang mendapatkan digoksin. Kerja agonis beta adrenergik meningkat bila digunakan bersamaan dengan inhibitor monoamin oksidase atau antidepresan trisiklik. Inhalasi gas anestesi hidrokarbon terhalogenasi seperti halotan, trikloroetilen dan enfluran meningkatkan kerentanan terhadap efek kardiovaskular dari beta agonis.
Kesuburan, kehamilan dan laktasi
Kesuburan
Data klinis kesuburan tidak tersedia untuk kombinasi bromida ipratropium dan fenoterol hidrobromida.
Kehamilan
Data preklinis, dikombinasikan dengan pengalaman pada manusia menunjukkan tidak ada bukti efek samping fenoterol atau ipratropium terhadap kehamilan. Sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan penggunaan obat selama kehamilan, terutama pada trimester pertama.
Laktasi
Studi preklinis menunjukkan bahwa fenoterol hidrobromida, diekskresikan ke dalam ASI. Tidak diketahui apakah ipratropium diekskresikan ke dalam ASI. Harus diperhatikan ketika Berodual® MDI diberikan kepada ibu menyusui.
Apa sajakah efek samping dari Berodual® MDI?
Efek samping paling sering adalah batuk, mulut kering, sakit kepala, tremor, faringitis, mual, pusing, disfonia, takikardia, palpitasi, muntah, tekanan darah sistolik meningkat dan gugup.
Bagaimana cara menggunakan Berodual® MDI?
Silakan merujuk pada halaman Metered Dose Inhaler (MDI) atau Informasi Produk
Referensi:
1. Informasi Produk Lokal Berodual® MDI 2018
seperti yang ditunjukkan pada kasus yang jarang terjadi urtikaria, angioedema, ruam, bronkospasme, edema orofaringeal dan anafilaksis.
Bronkospasme paradoks
jika bronkospasme paradoks terjadi, Berodual® MDI harus dihentikan segera dan diganti terapi alternatif.
Komplikasi okular
terdapat laporan komplikasi okular (yaitu midriasis, peningkatan tekanan intraokular, glaukoma sudut sempit, sakit mata). Nyeri atau rasa tidak nyaman pada mata, penglihatan kabur, melihat lingkaran cahaya (halo) atau gambar berwarna yang disertai dengan mata merah karena kongesti konjungtiva dan edema kornea mungkin merupakan tanda glaukoma akut sudut sempit.
Jika terdapat kombinasi berbagai gejala tersebut, pengobatan dengan obat tetes miotik harus dimulai dan segera mencari saran dokter spesialis.
Efek sistemik
Diabetes mellitus yang kurang terkontrol, infark miokard yang baru terjadi, gangguan jantung organik atau pembuluh darah yang berat, hipertiroidisme, feokromositoma, atau obstruksi saluran kemih yang sudah ada (misalnya hiperplasia prostat atau obstruksi leher kandung kemih).
Efek kardiovaskular
Pasien dengan penyakit jantung yang berat (penyakit jantung iskemik misalnya, aritmia atau gagal jantung berat). Perhatian harus diberikan pada penilaian gejala sesak dan nyeri dada, karena mungkin berasal dari gangguan pernapasan atau jantung.
Hipokalemia
Hipokalemia mungkin akibat dari terapi beta2 agonis.
Gangguan motilitas gastrointestinal
Pasien dengan fibrosis kistik mungkin lebih rentan terhadap gangguan motilitas gastrointestinal.
Dyspnea/sesak
Pasien sesak yang memburuk dengan cepat harus disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Penggunaan jangka panjang
Pada pasien dengan asma bronkial, Berodual® MDI harus digunakan hanya sesuai kebutuhan. Pada pasien dengan PPOK derajat ringan, penggunaan sesuai kebutuhan (sesuai gejala) lebih disarankan dibandingkan penggunaan rutin untuk terapi harian.
Penambahan atau peningkatan terapi anti-inflamasi untuk mengendalikan peradangan saluran napas dan mencegah perburukan penyakit harus dipertimbangkan pada pasien dengan asma bronkial dan dengan PPOK yang responsif terhadap steroid
Peringatan doping
Dapat menyebabkan hasil positif berkaitan dengan fenoterol dalam tes untuk penyalahgunaan zat nonklinis.
Interaksi Berodual® MDI dengan obat lain
Beta adrenergik dan antikolinergik lain serta turunannya xanthine (seperti teofilin) dapat meningkatkan efek bronkodilator dan meningkatkan kejadian efek samping. Penurunan efek bronkodilatasi dapat terjadi bila diberikan bersama dengan betabloker. Pengobatan bersamaan dengan derivat xanthine, kortikosteroid, dan diuretik dengan beta 2 agonis dapat menginduksi terjadinya hipokalemia dan ini dapat mengakibatkan meningkatnya kerentanan terhadap aritmia pada pasien yang mendapatkan digoksin. Kerja agonis beta adrenergik meningkat bila digunakan bersamaan dengan inhibitor monoamin oksidase atau antidepresan trisiklik. Inhalasi gas anestesi hidrokarbon terhalogenasi seperti halotan, trikloroetilen dan enfluran meningkatkan kerentanan terhadap efek kardiovaskular dari beta agonis.
Kesuburan, kehamilan dan laktasi
Kesuburan
Data klinis kesuburan tidak tersedia untuk kombinasi bromida ipratropium dan fenoterol hidrobromida.
Kehamilan
Data preklinis, dikombinasikan dengan pengalaman pada manusia menunjukkan tidak ada bukti efek samping fenoterol atau ipratropium terhadap kehamilan. Sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan penggunaan obat selama kehamilan, terutama pada trimester pertama.
Laktasi
Studi preklinis menunjukkan bahwa fenoterol hidrobromida, diekskresikan ke dalam ASI. Tidak diketahui apakah ipratropium diekskresikan ke dalam ASI. Harus diperhatikan ketika Berodual® MDI diberikan kepada ibu menyusui.
Apa sajakah efek samping dari Berodual® MDI?
Efek samping paling sering adalah batuk, mulut kering, sakit kepala, tremor, faringitis, mual, pusing, disfonia, takikardia, palpitasi, muntah, tekanan darah sistolik meningkat dan gugup.
Bagaimana cara menggunakan Berodual® MDI?
Silakan merujuk pada halaman Metered Dose Inhaler (MDI) atau Informasi Produk
Referensi:
1. Informasi Produk Lokal Berodual® MDI 2018